Ketika
aku nulis peringatan tanggal Neko di kalender meja, agak ada rasa puas dan
lega. Karena aku nggak terlalu suka bulan September. Kenapa?? The asshole that
i hate the most was born on that months, stupid huh?? Tapi begitulah, i’m a
yeoja rite?? Hehehe
But, ada pros and cons kan?? Selain pros yang
lovely-lovely itu,ada cons yang agak-agak susah. Pertama, kalau dia udah tidur
di atas badan aku, jadi susah gerak, berat Neko juga lumayan. Kedua, kalau udah
tidur di leher, acemana saya mau tidur??? Ketiga, sebenarnya kalau Neko purring
gak masalah kan?? Kitanya seneng dia nyaman. Tapi kalau dia tidur di sekitar
kepala, di leher atau wajah aku, dia purring terus mataku terjaga sedemikian
rupa. Haahh that moment...
I’m a loner, and ‘some’ of my cats ( Part II )
Update
Tuesday, November 25, 2014
at
11:50 PM
.
by
Dewi Carelsz
Dalam topik
All About Neko
,
Cats
,
Cats Story
Neko
Bukannya
aku main-main waktu kuliah, atau sekedar memilih jurusan di perguruan tinggi.
Karena suatu alasan, aku ngambil jurusan ini, Ilmu Perpustakaan. Banyak orang
yang bertanya jurusan apa ini? That must be stupid person chose that major.
Well, i don’t think i’m dumb like a troll or stupid like an idiot. SD, SMP, SMA
aku selalu 10 besar. Beberapa tahun di kelas unggulan, dan IPA. Memang karena
ada alasan sampai aku harus memilih jurusan ini. Thats my another things, and
i’ll keep it.
Dari
kecil aku memang hobi menulis, diawali diary tulisan-tulisan gak penting, whatever. Apalagi hobi
membacaku yang rata-rata novel dan komik, dari SD bacaan ku udah serial Lima
Sekawan, serial STOP-nya Enid Blyton, serial Goosebumbs. Dari novel-novel yang
kubaca, jadi mulai suka nulis. Berlanjut hingga sekarang, tidak ada satupun
yang dipblikasikan, just my hobby.
Suatu
hari aku bertemu teman lama waktu masih bimbingan persiapan perguruan tinggi.
Dia iseng buka-buka laptop aku dan baca beberapa cerpen dan beberapa novel yang
belum jadi. Tulisan-tulisan itu aku tulis kalau aku lagi jenuh, namanya juga
hobi. Well, aku senang menghayal, hehehe. Khayalan-khayalan itu sering aku
tuangkan ke tulisan-tulisanku. Hobiku yang satu ini hanya aku saja yang tahu,
paling ada satu cerpen yang aku publikasikan di blog hanya sekedar untuk tugas
kampus, aplikasi web.
Dia
yang paling semangat baca hampir semua tulisan-tulisan di laptop. Tiap ketemu
pasti minta laptop, dibaca. Karena dia kuliah sampai disebrang pulau, dia harus
balik setelah liburan beberapa hari di Medan. Sebelum balik, dia ngasih aku
satu novel.
Sampai
di kostan, dahiku nyerngit senyerngit-nyerngitnya, mulutku mangap semangap-mangapnya, bukannya sok profesional
atau apa, isinya lumayan sampah. Dari segi cerita bener-bener gak keren, itu
pandanganku sebagai pembaca biasa. Sampai bab tiga, aku nyerah gak mau baca
novel itu lagi. Selain bosen, entahlah gak ada isinya. Aku langsung SMS temen
aku, kenapa dia kasih novel yang kayak begini ke aku. Buang-buang duit!!
Bukannya balas SMS, dia langsung nelfon aku. Aku ngomel sedemikian rupa, dia
jawabnya simpel.
‘Aku
juga ngerasa sampah isi novelnya, nyeselnya pas udah beli memang berasa
buang-buang duit! Tapi cerita sampah kayak begitu aja diterbitkan, Wik! Cerpen
mu bagus-bagus, aku suka fan fictionmu tentang Suju!! Ceritanya beda, bukan
sekedar cerita, bahkan bisa difilmkan sangking bagusnya!!’
Waktu itu lagi demam KPOP memang,
maklum semester awal, alay labil! Aku mendengus, ini anak mikirnya apa
sih! Aku nggak seconfident itu. Banyak nulis, aku belum pernah nunjukin ke
siapapun tulisan aku, paling ke Tria Sasi karena pas tugas web, aku nulis
cerpen yang ada merekanya. Temen aku itu juga taunya karena kebetulan ngotak-atik
laptop. Saat itu aku belum ada niat untuk nerbitkan tulisan-tulisanku.
Menjelang
wisuda, temen kampus mulai puyeng susahnya nyari kerja karena jurusan yang kami
ambil. Mau gak mau aku jadi mikir! Benar juga. Jurusanku agak susah nyari
kerja, nggak ada salahnya kan? Apa aku jadi penulis aja? Waktu SMP ada Ibu guru
yang selalu muji aku kalau tugasnya udah buat cerpen, pujiannya
terngiang-ngiang sampai sekarang.
Waktu itu dia bilang, aku bisa jadi penulis. Aku teringat lagi, dari banyak nya
cita-cita SD, menjadi penulis pernah numpang lewat. Dari pelukis, psikolog,
guru. Aku pernah punya cita-cita jadi penulis.
Disela-sela
tugas akhir, aku fokus nerusin nulis fanfiction Suju aku. Sudah hampir 50%
selesai. Ada masanya aku nyerah karena terlalu fokus ke tulisan, akhirnya
begitu wisuda aku mulai nyoba ngelamar sana sini. Hasilnya nihil, dengan
jurusan yang aku pegang, banyak orang sepele dan gajinya pun agak gigit jari.
Kemudian abang aku nomor dua, bg Indra, yang tahu hobiku ngasih buku yang
isinya peluang menjadi penulis. Semangatku timbul lagi. Novel fanfiction aku
terusin lagi, nulisnya kadang di temenin Lulu.
Sebulan
lebih setelah Lulu mati, aku yakin buat ngirim novel ku ke salah satu penerbit
di Indonesia. Selang Lulu nggak ada aku sering ngayal punya kucing. Dia tidur
di pangkuanku, aku ngelus-ngelus dia sambil nulis. Hal yang gak pernah aku
lakuin waktu Lulu masih hidup. Apalagi aku nonton film Jepang ‘Kimi To Boku’,
kisah seorang mangaka dan kucingnya. Kepinginnya kucing makin menjadi, hampir
tiap malam aku mimpi punya kucing. Dan kucing yang sama, warnanya selalu oranye
persis bayinya Lulu, yang mirip Bapaknya.
Apalagi
Zikri kadang masih sering nyinggung kucing, terus temen SMA kak Dini agak
sering posting foto-foto kucingnya di FB. Banyak kucingnya, yang ras ada, yang kampung juga ada. Setelah
di tanya dia punya 20 ekor kucing!! What??? Itu banyak sekali!!!! Niat punya
makin menggebu-gebu, kucingnya kak Dini lucu-lucu.
Kamis,
4 September 2014, maghrib-maghrib bg Indra yang kuyup karena kehujanan bawak
kotak kecil, isinya anak kucing warna orange!!!! Ya Allah, ini kucing yang
selalu ada dimimpi. Kata bg Indra si kucing di tengah jalan, yang hampir ke
tabrak motor, mobil,
nggak ada yang mau ngambil. Hingga bg Indra dan istrinya inisiatif nyelamatin
si kucing dan bawak ke rumah karena tahu aku suka kucing.
Aku
yang waktu itu belum berani nyentuh si kucing yang ngeong-ngeong kenceng gak
berhenti langsung ngambil kain bekas terus nyelimutin si kucing. Aku ngambil
akuarium ikan yang udah gak dipakai, aku masukin kain bekas dan si kucing ke
dalam. Ngeongnya kucing makin menjadi, akuraiumnya kacanya lumayan tebal dia
pasti kedinginan. Aku lari ke luar, pinjam kereta bg Indra. Hujan-hujan aku
terobos, lari ke indomaret beli susu cair anak-anak terus ke ‘rumah makan’ sepupu minta kardus.
Sampai
rumah, aku masukin si kucing ke dalam kotak, mindahin susu yang dibeli tadi ke botol susu
ponakan dan aku hangatkan di badan. Buat apa? Aku baca di komik Detektif Conan
kalau mau kasih anak kucing susu, harus dihangatkan dulu dengan suhu
tubuh manusia. Setelah agak beberapa hangat, aku kasih susunya ke anak kucing.
Dia cuman minum sesendok teh, terus gak mau minum lagi. Ngeong-ngeong lagi. Aku
panik, nangisnya si kucing men-jleb kan jantungku. Badannya agak basah, karena
kena hujan.
Aku langsung BBM ke orang-orang yang
mungkin tau pertolongan pertama. Kak Dini, kucingnya 20. Zikri, bapaknya
kucing. Kak Sukma, pernah liat dia upload foto di FB anak kucing yang dia
pungut. Selain orang-orang ini gak ada yang bisa diharap. Tria, emaknya
kucing?? BBM nya jarang aktif, lagi sibuk pelatihan dia.
Aku
langsung kirim pesan yang isinya kurang lebih sama ke tiga orang yang aku yakin
tau jawabannya.
Agak
lama nunggu balasan, Zikri yang pertama balas.
Aku
nya bingung, jawaban Zikri hampir udah kulakuin semua, aku sempat kasih ikan
goreng dia gak mau juga. Tapi dia gak berhenti ngeong. Panik, aku browsing di
HP. Ya ampun, artikelnya sadis-sadis. Selalu kalau kucing yang dipungut dalam
keadaan basah, dan sekecil itu yang taksirannya paling dua bulan gak akan
bertahan hidup. Hampir semua artikel begitu!! Aku makin panik.
Di internet belum nemu jawaban, aku jadi ngubek-ngubek
koleksi komik Conan yang jumlahnya 77 biji. Inget-inget itu kasus yang mana ada
anak kucingnya. Kalau gak salah, itu setelah vol. 42 ketika Vermouth yang
nyamar jadi dr. Araide ketahuan. Artinya diatas vol. 42, karena kasus susu kucing
ada di volume dr. Araide yang asli muncul lagi.
Nah lho????
Iklan ini iklan, abaikan aja abaikan.
Iya abaikan!!!
Nggak jauh-jauh memang, kasusnya nemu di vol. 49.
Bolak-balik, aku langsung ngutuk cerobohnya aku. Jadi kira-kira penjelasan si
Conan tu gini.
“Kucing tidak punya enzim untuk mengurai
laktosa. Air susu yang terdapat pada sapi, yang herbivora punya nilai
gizi yang berbeda dengan air susu kucing yang karnivora, kalau susu
sapi langsung diberikan begitu saja ke anak kucing, bisa berbahaya untuk
kucing. Karena itu susu bubuk manusia dicairkan, kemudian dihangatkan 2 x
lipat. Yang pertama dicairkan dengan air panas, kemudian hangatkan lagi ke
tubuh manusia yang suhunya rata-rata 380C.”
Detektif Conan, Vol. 49 File 7, Jalan Rahasia
Menuju Sekolah-2
Cerobohnya itu, karena aku nggak kasih si kucing dengan
susu bubuk. Aku langsung kasih susu cair yang biasa di minum ama ponakan. Mau
di hangatkan ke tubuh aku semalaman juga nihil. Hanya dihangatkan 1 x aja. Mana
bisa kucingnya. Lagi sebel-sebelnya sama diri sendiri, kak Dini akhirnya balas
pesanku. Jawabannya singkat, padat, jelas bermanfaat!!
Lampu
yang bisa dipakai
di rumah hanya lampu hias akuarium. Tanpa pikir panjang dan permisi ke tuan-tuan ikan, aku maling lampu mereka.
Setelah dielap kering lampunya, aku taruh ke dalam kotak di bawah salah satu tumpukan
kain. Kucingnya kututup
berlapis-lapis kain, dia malah makin ngeong gak mau ditutupin berusaha naik
keluar kotak. Gak lama dia mondar-mandir di sekitar lampu, mungkin udah ngerasa
hangat. Terus diem.
Aku langsung lari ke dapur rebus ikan yang memang
kebetulan ada. Dihancurin seperti kata bu Dini, langsung balik ke kamar kasih
ke kucing. Alhamdulillah dia mau, tapi sayangnya cuman dikit. Tapi udah gak
ngeong-ngeong lagi. Dia terus diem rebahan di atas lampu, lama-lama matanya sayu terus tidur!!
Aku lega, kak Dini memang hebat!!!
Setelah
itu aku ambil HP lagi, browsing adopsi anak kucing yang baik dan benar. Dapet
beberapa ilmu tentang makanannya, susunya, kebersihannya. Tiba masalah
kesehatan, aku lemes. Di Berastagi kota kecil ini, jangankan Vet, Pet Shop aja
nggak ada. Buka-buka Map di Medan ada, aku langsung hubungi kakak aku yang umur
kami gak jauh beda, kak Ikke. Dia masih kuliah di Medan. Minta tolong sama kak
Ikke akhirnya. Setelah aku certain kisahnya Neko, dia agak antusias. Jadinya aku minta tolong beliin susu ama
makanannya. Setelah cerita sana sini akhirnya kita
mutusin buat ngasih nama si kucing.
Kak
Ikke usul ngasih nama ‘Yinda’, what?? Nama apa itu?? Alasannya karena bg Indra
yang nemu. Jadi kira-kira artinya ‘Yang Nemuin Indra’. Gubrakkk!!! Sumpah itu
nama jelek abis. Ini memang beneran menghina, aku sendiri gak minta maaf sama
kak Ikke. Hahaha... akhirnya mikir-mikir aku suka Jepang. Karena aku lumayan
penikmat komik-komik Jepang dan Animenya, but no-hentai i swear! Walaupun
begitu, i’m not an otaku either.
Jadi
aku mau kasih nama si kucing Conan, my favourite comic serial. Tapi kak Ikke gak
mau, jelek katanya. Aku mendengus, daripada Yinda coba?? Akhirnya dia usul,
bahasa Jepang nya kucing. Aku langsung nyari di kamus online, kucing Jepangnya
Neko, cute isn’it? Mpok Ikke kurang sreg, coba bahasa Korea katanya. Yah,
boljug lah, toh
i’m a fan
of KPOP juga... cari di kamus korea online lagi, bahasa Koreanya kucing
‘goyang-i’. Ini ngajak gadoh namanya. Kak Ikke malah ketawa dengernya, akhirnya
kita mutusin buat ngasih nama si anak kucing Neko.
Welcome
aboard Neko!!
Perkiraan
umur Neko dua bulan. Karena Neko ditemuin tanggal 4 September, aku tetapin
ulang tahunnya 4 Agustus, mundur dua bulan dari perkiraan umur Neko. Jadi
Sekarang di kalender HP dan kalender di meja aku nambah dua peringatan lagi.
4
Agustus 2014, Neko faces the world.
4
September 2014, the day i met Neko.
Oh
iya ada yang nanya jawaban orang ketiga yang kuminta tolong tentang pertolongan
pertama Neko, kak Sukma? Lebih baik kita abaikan saja dia. Kenapa? Haahh, read
this!
Hari-hari selanjutnya aku ngurus Neko. Alhamdulillah Ibu
dan Bapak gak ngelarang Neko tidur di kamarku, di dalam kotak. Aku berasa jadi
Ibu, hahahaha. Soalnya tiap malam Neko bangun minum susu. Oh iya akhirnya aku
beliin susu untuk Neko. Karena kak Ikke pulang ke rumah masih lama, jadi aku
tanyak ke Kak Dini susu apa yang bisa di kasih. Kata kak Dini susu SGM LMM, aku
nyari seantero Berastagi susunya gak ada, akhirnya kata kak Dini beli SGM
Ananda 0-6 bulan.
Dengan ajaran kak Dini dan sedikit ilmu dari Aoyama Gosho
mangaka Detektif Conan tentang susu yang dipanaskan 2x lipat, Neko lahap minum
susunya. Badannya juga mulai berisi. Aku dapat info di internet lagi, kalau
anak kucing itu sehari makannya banyak. Jadi untuk ngimbangi susu formula bukan
asi, aku tetap kasih bubur ikan sebagai manakanan tambahannya.
Ada Neko aku sedikit berubah. Perubahan yang paling besar
adalah aku jadi rajin bangun pagi. Neko bangunnya pagi sekali, jam 5-an. Subuh
jadi gak ketinggalan lagi. Abis subuh aku gak mau tidur lagi karena terus
mantau Neko. Bukan mantau kesehatannya tapi buang air nya. Soalnya aku udah
sukses diompolin 2 x dan dia sukses 3 x pipis di ruang TV dan dapur. Neko
sehari tidur bisa 5-6 x. Namanya juga masih bayi kan. Jadi tiap dia bangun
tidur, langsung di bawak ke kamar mandi. Awalnya tentu saja ngeong-ngeong gak
mau. Lagi-lagi dapet info dari googling, kalau nau ngajarin kucing buang air di
kamar mandi siram anus nya dengan air. Sukses dia pipis di kamar mandi,
lama-lama kalau di bawak ke kamar mandi dia langsung pipis.
Aman.
But, i had another problem. Selama dua hari Neko di rumah
dia belum ada pup, nyari info di internet belum ada yang berhasil buat dia pup.
Akhirnya tanya ke expert kak Dini. Menurut kak Dini, kalau anak kucing yang gak
pup lebih dari sehari biasa induknya bakal jilat-jilat anusnya biar ngerangsang
dia pup. Berhubung karena sekarang aku adalah ‘induknya’, jadi tiap ada kesempatan
aku ngusap-ngusap anus Neko pakai tissue. Dari sore sampai malam tiap Neko lagi
ku pangku aku selalu ngusap anusnya. Namanya juga kak Dini, paginya waktu main
di luar berjemur matahari Neko sukses pup.
Beberapa hari Neko di rumah, penyakit lamaku belum berani
nyentuh kucing masih berlaku ke Neko. Aku masih pakai kain jika memegang Neko.
Tapi kalau sekedar ngelus kepalanya, aku sudah berani. Yeay!! Tapi
perlahan-lahan aku udah berani megang Neko tanpa ‘tameng’ apapun. Udah gendong
Neko, peluk Neko, kissing Neko, hehehe. Udah berani. Akan tetapi, ada satu hal
yang aku lupa. Neko kucing liar kan, waktu lagi mangku dia, keliatan beberapa
kutu berjalan.
Pesanan ke kak Ikke dari susu dan makanan bertambah jadi
obat kutu. Akhirnya selagi dia senggang, (lagi nyusun skripsi dia) kak Ikke
nyempetin beli makanan, susu, dan obat kutu. Aku sempet tanya ke kak dini
makanan apa yang bisa untuk Neko. Kak Dini nyaranin Whis**as Junior karena
kantongku gak setebal anak konglomerat. Pas kak Ikke pergi ke pet shop
terdekat, Whis**as Juniornya kosong, susunya juga gak ada. Dia malah beli yang
untuk dewasa, untungnya kemasan sachet yang kecil, harganya RP. 5000, 2 biji.
Kalau langsung yang sekilo, sayang duitnya dong. Kan di kasih ke Neko gak bisa.
Berhubung obat kutunya juga kosong, akhirnya beli shampoo khusus kucing aja.
Kata kak Dini kalau obat kutu gak ada bisa di kasih VCO minyak oil kelapa. Di
kota sekecil ini aku nyari dimanapun gak ada. Akhirnya kak Dini saran shampoo
juga bisa. Makanan Neko yang gak ada, aku langsung minta kirim ke kak Dini yang
ada di Padang.
2 minggu Neko dirumah, kak Ikke akhirnya pulang bawak
shampoo dan hair dryer yang sudah ‘dipaksa’ bawak. Udah ada shampoo, paginya
aku mulai mandiin Neko. Percobaan pertama berhasil, Neko mau dimandiin. Memang
agak rewel, tapi tidak terlalu rewel. Neko jadi bersih plus wangi. Setiap sudut
badannya udah di bersihin, abis belajar yang lagi-lagi di internet. Neko jadi
wangi semerbak harum dimana-mana. Abis mandi dia langsung tidur sampai sore gak
bangun-bangun.
Wangi badan Neko tahan sampai besoknya, tiap detik dia
kuciumin aja. Hahh, that moment. Siangnya pas Neko bangun tidur, aku yang punya
hobi nyiumin Neko agak nyerngit. Dia bauk pesing, hampir di sekujur tubuhnya
bau pesing. Kucium de dalam kotak, bau pesing juga. Ku sentuh kain yang di
kotak nggak ada yang basah, tapi begitu si kotak di angkat ada genangan air.
Kain yang di kotak udah kering mungkin karena panasnya lampu. Artinya pipis pas
lagi tidur, dan dia gak nyadar. Neko ngompol!!! Kontan aku ketawa. Thats
extremely cute and adorable. What do you think??
Oh iya cerita ngompol, Neko gak pernah lagi pipis
sembarangan. Dan dia udah pinter kalau buang air ke kamar mandi, sendiri!!
Uwaaahh senengnya. Cumaaaannn.... aku yang waktu itu kebelet begitu masuk kamar
mandi ada ‘tung’ di atas lantai, urusan dadakan akhirnya kutunda dulu buat
nyikat-nyikat kamar mandi. Anyway, i’m proud of him, love him more and more.
Rasanya seneeng ada Neko. Pertumbuhannya juga cepat,
sampai kadang kangen suara ngeong dia yang kecil imut-imut pas malam minta
makan dari dalam kotak. Atau fotonya pas masih imut kurang banyak. Akun
instagram yang jarang kugunakan, penuh postingan foto-foto Neko.
Dengan tubuhnya yang membesar, Neko gak mau lagi tidur di
dalam kotak. Tiap malam ngeong-ngeong mau naik ke atas tempat tidur. Awalnya
kupikir dia laper atau haus. Ini udah di kasih susu ama makan tetep aja ngeong.
Aku yang waktu itu udah ngantuk berat, jadi gak ngantuk
lagi karena lucu liat Neko berusaha manjat tempat tidur. Waktu itu dia belum
pinter manjat. Di luar dugaan, tidur bareng sama Neko itu really lovely. Neko
tidak hanya tidur di sebelahku, tapi harus ‘menyentuh’ tubuhku. Pokoknya Neko
tidur di lengan, kaki, perut, pinggang, pundak, leher, kepala. Semua dijelajahi
sama dia. Sebelum tidur dia ngejilatin tangan, wajah dan rambut aku. Love it!!
Mimpi-mimpiku kalau nulis ada kucing di pangkuanku
menjadi kenyataan. Sayangnya mimpi gak jelasin rasanya Neko yang tidur di
pangkuanku bakal buat kaki pegel dan mati rasa. Kalau Neko udah nyenyak tidur
di pangkuanku dengan berbagai gaya, and i don't dare to
move my numb leg.
Kadang dia bantuin ngetik di laptop juga sampai
ketiduran. Bukan mak nya aja yang kerja keras sampai tidur, ‘anak’ nya juga.
Apalagi kalau setel Say Something-nya A Great Big World. Ngantuk berat dia.
Haahhh that moment.
Yang namanya punya kucing gak mungkin mulus-mulus aja
kan? Sebulan lebih ngurus Neko, tepat tanggal 24 Oktober, paginya Neko muntah
plus mencret. Muntahnya lumayan banyak. Dia sampai lemes. Neko diare. Browsing
internet lagi cara ngobatinnya gimana, tanya ke kak Dini juga. Jawabannya
hampir sama puasain kucing selama kurang lebih 12 jam. Tapi tetap di kasih
minum. Neko tiap minum mencret tiap minum mencret. Aku nangis. Mataku udah
bengkak sedemikian rupa. Di Berastagi gak ada Vet, dokter mana yang mau di datangi.
Aku seeediiih minta ampun. Neko yang lagi diam di pelukanku, ngeliatin aku
nangis. Dia kucing kan? Aku gak tau apa yang dia rasain. Aku nangis terus
sampai dia tertidur dipelukanku.
Tapi Neko harus sembuh kan? Kalau gak ada Vet aku harus
usaha yang lain. Nyari lagi di internet solusi. Alhamdulillah akhirnya dapet
artikel buat kucing sakit dan tuannya yang tinggal di antah berantah. Kalau Vet
nggak ada, bisa di kasih VCO. Berastagi kotaku yang indah terpencil ini VCO pun
gak ada, untungnya sang author article gave another solution, with tempe.
Setelah puasa seharian, buka puasanya aku bikinin rebusan ikan di campur tempe.
Jadi fungsi raginya tempe bakal ngalahin bakteri-bakteri jahat di perut Neko.
Sebelum penyakitnya parah, tempe layak di coba. Besoknya efek tempe mulai
terlihat, kotoran Neko masih mencret, tapi gak sekuning hari sebelumnya.
Kotorannya juga mulai padat, baunya juga tidak terlalu menyengat. Besoknya Neko
sembuh total, udah gak lemes, gak tidur seharian. Udah mulai main, dan kembali
gigit dan ngejar kaki siapa aja yang lewat.
Pengalaman dari Neko sakit agak ‘terotak’ kata anak
Medan. Aku belajar dari internet dan kak Dini lagi. Neko kan bersih, dari
tempat makanannya and kebersihan badannya juga dijaga. Walaupun dia abis main
di luar, selalu di bersihin pakai tissue basah yang udah di campur air hangat.
Menurut pendapat kak Dini dan googling, itu mungkin dai makanannya yang
murahan, hiks!! Atau dari virus di lingkungannya.
Belakangan itu Neko ketemu sama dua anak kucing liar
tetangga. Kandang ayam di belakang rumah ada yang nempatin, dua anak kucing
dengan induknya. Bisa jadi Neko ketular virus apa gitu dari mereka. Makannya
kan gak bersih, dibandingin dua anak kucing yang masih punya induk jelas mereka
lebih sehat karena ASI. Lha Neko? SGM... haahhh. Sedih memang kantong terlalu
tipis.
Tapi biasanya google punya saran kan? Setelah nyari sana
sini akhirnya aku mutusin, makanan Neko aku buat sendiri alias Raw Food. Lebih
sehat dan terjaga. Selain itu di Berastagi yang antah berantah bahan-bahannya
pasti ada. Kebetulan aku dapet resep buat Raw Food yang gampang. Bahannya
daging ayam, hati ayam, jantung ayam, ampelo ayam, kuning telur di campur jadi
satu terus di freezer selama seminggu. Campuran lain, Vit E dari Nature E.
Sekali buat bisa untuk beberapa hari. Aku yang berkantong
tipis di untungkan dengan usaha Bapak setelah pensiun, buka ayam potong
kecil-kecilan. Maksudnya? Bapak hanya memasok ayam potong untuk ‘rumah makan’
sepupu, tidak di pasar. Di rumah saja. Keuntunganku bukan dari daging ayamnya.
Daging ayamnya kubeli di warung dekat rumah. Biasanya hanya 1 bagian dada saja.
Harganya bisa Rp. 8000 – Rp. 12.000, nah keuntungan yang di maksud adalah
sekali buat Raw Food ini, aku ngemis beberapa hati ayam, jantung ayam dan
ampelo ayam. Cerdas!! Raw Food jadi makanan pokok Neko, Whis**as hanya sekedar
aja. Hasilnya nafsu makan Neko bertambah, dia juga tambah sehat.
Beberapa hari kemudian aku dapet berita dari kak Dini,
kucing kak Dini mati 2 ekor karena penyakit kuning. Kasihan, kak Dini pasti
sedih kan?? Aku Bbm-an sama kak Dini berusaha nyemangatin. Neko yang sakit
segitu aja aku nangisnya sedemikian rupa. Malamnya Neko kubentak karena gigit
tanganku agak kencang, ujungnya dia gak mau tidur bareng. Malah milih tidur di
kotak yang udah ku rombak jadi mainannya.
Selain makanannya psikis kucing juga kuperhatiin. Dari
model mainannya yang harus bisa di gigit dan di tendang-tendang, terus tempat
persembunyiannya kubuat dari kotak ala kadarnya, juga tempat dia garuk-garuk
dan manjat.
Tiba-tiba aku teringat kucing kak Dini yang mati. Aku
nangis. Karena gak mau denger orang rumah yang kebetulan masih nonton di ruang
TV di sebelah kamarku, suara tangisku ku tahan. Rasanya malah makin sesak.
Sayangnya bukan karena pernah ngerasain karena dulu Lulu pernah mati, bahkan
sampai sekarang aku belum mau deket kuburan Lulu. Nggak tau kenapa, aku gak
mampu. Aku nangis karena memang aku gak tau kenapa.Jadi karena malam itu Neko masih merajuk karena ku
bentak, akunya yang malah gak bisa tidur karena Neko gak ada di samping.
Akhirnya aku turun dari tempat tidur, sambil tiduran telungkup di bawah, aku
membujuk Neko biar keluar dari dalam kotak. Dia masih ogah, sambil terus
kubujuk ngelus-ngelus kakinya.
Neko yang liatin aku nangis sampai terisak-isak yang
tadinya udah ngantuk, matanya terbuka lebar dan diam. Neko diam aja, ketika
tanganku masih ngelus-ngelus kakinya. Karena tangis aku makin menjadi dan air
mataku agak membanjiri, aku nggak ngelus kaki Neko melainkan ngelap air mataku.
Tangisku makin tak terkendali, aku bahkan belum ngeh nangisnya kenapa.
Tangan yang tadinya ngelus Neko, kubiarkan begitu saja di
depan lubang kotak Neko. Neko yang tadinya kepalanya terkulai kemudian tegak.
Tiba-tiba meletakkan kedua kaki depannya di atas punggung tanganku. Seperti
berusaha menenangkan. Neko belum memindahkan kakinya sama sekali dari punggung
tanganku. Sayangnya aku malah tambah nangis, dadaku sesak. Entah karena
posisiku yang telungkup atau karena tangisku yang semakin menjadi.
Karena dadaku tambah sesak, aku naik ke tempat tidur
meninggalkan Neko dan berusaha menenangkan diri. Tarik nafas kesekian kali,
tangisku agak mereda dan berhenti. Aku berusaha untuk memejamkan mata. Sedetik
kemudian, aku mendengar Neko mengeong lirih. Kubuka mataku dan kulihat Neko
sudah naik ke sisi tempat tidur. Neko langsung ku angkat dan kupeluk posisi
menyamping.
Karena memeluk Neko, air mata yang harusnya sudah
berhenti mengalir lagi. Aku nangis lagi, tapi tidak sampai terisak-isak. Neko
menunjukkan kehangatannya sekali lagi, dia menyentuh pipiku. Tentu saja air
mataku mengalir ke kakinya. Dan dia tidak bergeming, padahal air sudah
menyentuhnya. Aku tertawa melihat tingkah Neko dan merasa kuat. Aku mengusap
air mataku, berusaha untuk tidak menangis lagi dan membelai kepala Neko. Neko
purring, sesekali air mataku masih menetes ke kakinya yang ada di pipiku, Neko
masih purring. Setelah air mataku berhenti total, Neko berhenti purring, hanya
nafasnya yang bisa kudengar. Neko akhirnya tidur.
Aku ikut memejamkan mataku. Neko is an animal right? And
it’s like he knew i was sad. He comforted me in that way. So tell me how can i
avoid to not love him more??? He was just a cat??? But he has a warm heart.
He’s not olaf, he is Neko. My Neko. Haahh that moment.
Saat itu aku sama sekali tidak teringat Lulu, tapi begitu
menulis bagian ini detik ini aku baru teringat Lulu. Ketika aku menangis
melihat Lulu di kandang ayam kedinginan dengan satu anaknya yang sudah mati,
Lulu juga mengahampirikukan? Mengelus kepalanya di kakiku. Sekarang aku ingat
she was trying to make me calm too, like the way that Neko did to me. Walaupun
aku nggak terlalu dekat dengannya dibandingkan Neko. But she knew i was crying
and not feeling good. Kenapa malah baru sekarang teringatnya?? Kenapa gak ingat
malam itu ketika Neko nenangin Neko. I’m horrible human i guess. Mungkin
besok aku bisa ngunjungi kuburan Lulu.
Waktu itu Neko pernah hampir di bawak lari seseorang yang
lewat di depan rumah. Untungnya ketahuan. Karena itu aku minta tolong kak Ikke
lagi buat beliin kalungnya, biar agak aman. Sekalian obat cacingnya biar tambah
sehat. Sedihnya setelah kalungnya di beli, kalungnya malah
kebesaran. Kata kak Ikke itu udah kalung yang paling kecil. Kalau kalung itu di
pasang ke leher Neko, Neko sering kecekik, karena kalungnya sering nyangkut di
mulutnya. Kasian kan?? Karena kalau udah nyangkut dimulutnya, Neko sering
megap-megap. Bayangin aja mulut kalian di sekap dengan kain yang diikat ke
belakang kepala, agak nyesekkan?
Karena gak tega Neko dua kali tersedak, akhirnya
kalungnya gak di pakai. Tapi tiap Neko main di depan rumah selalu aku awasin
mana tau ada yang mau nyulik dia lagi. Abis dia udah jinak sih! Udah bergaul
dengan manusia di rumah, belum tamu-tamu yang datang. Di gendong dengan siapa
aja mau. Dia lebih berani karena dia jantan kan?
Karena pernah ‘dekat’ dengan Lulu yang betina, memang
terlihat jelas perbedaan sifat kucing betina dan jantan. Lulu dulu hanya sama
aku aja mau di elus, terus maunya di eluuuss aja. Kalau yang lain mendekat,
Lulu langsung lari. Dibandingkan Neko dia ramah ke siapa aja. Di elus siapa aja
boleh, di gendong siapa aja mau. Betina lebih pemalu dan manja, jantan memang
manja tapi lebih berani.
Malam itu, 14 November 2014, Neko sebenarnya udah ngantuk
dan mau tidur. Dia udah lelah seharian main sama anak tetangga, barusan makan
juga. Jatah malam memang sengaja aku banyakin porsinya. Awalnya Neko tidur di
dalam kotak mainannya. Saat itu, aku dan kak Ikke sedang nonton film di laptop
di atas tempat tidur menggunakan headset. Jadi yang awalnya Neko sudah mau
tidur, mungkin dia tertarik dengan headset yang kami pakai, kemudian dia naik
ke tempat tidur, nakalnya kambuh! Dia nerkam headset, kak Ikke langsung jerit.
Neko pikikr malah kak Ikke ngajak main, dia malah nerkam kak ikke gigit
tangannya.
Anak kucing memang mainnya kayak gitu kan? Sekiranya digigit
pun dia hanya becanda aja, kalau aku pribadi sekiranya Neko main sambil
gigit-gigit tangan masih bisa kutahan karena memang tidak terlalu sakit. Tapi
bagi kak ikke itu udah jadi ancaman, dia ketakutan. Udah berkali-kali kularang
Neko dengan bilang ‘jangan!’ tapi Neko gak nurut.
Akhirnya aku membentaknya dan menurunkannya dari tempat
tidur. Main di luar sana!!! Neko selalu tahu kalau aku lagi marah dengannya,
biasanya kalau sudah dimarahi dia langsung masuk ke dalam kotaknya, ini malah
ke luar kamar. Tidurnya di bawah tempat tidur yang banyak baju bekasnya di
dekat dapur. Jadi aku biarin aja dia keluar kamar.
Setelah aku dan kak Ikke selesai nonton, maksudnya mau
bujuk Neko lagi biar ke kamar. Dicari ketempat biasa dia tidur di kamar dekat
dapur dia nggak ada. Ku cari seantero rumah juga gak ada. Aku sempat keliling
rumah, manggil namanya juga gak ada. Kata abg ipar yang kebetulan lagi telfonan
di luar rumah, dia ngeliat Neko ngikutin kucing besar, si garong, pacarnya
Lulu. Akhirnya aku nunggu sampai kira-kira jam 11 malam. Kata Bapak biar Bapak
aja yang nunggu, pintu masih dibuka sekiranya dia pulang.
Malam itu aku gak bisa tidur sama sekali. Khawatir Neko
kenapa-napa. Paginya aku bangun Neko gak ada juga, aku tanya ke Bapak, kata
Bapak sampai jam 2 ditunggu, Neko gak pulang juga. Aku nangis, Neko gak pulang.
Pagi itu juga aku dan kak Ikke nyari sekitar gang, semua tetangga kita tanyain.
Tapi gak ada satupun yang ngeliat Neko.
Neko gak ada tanda-tanda. Si garong malah keliatan
paginya udah jalan-jalan sekitar rumah, Neko?? Nihil.selama mencari aku selalu
perhatiin sisi jalan, mana tahu Neko ketabrak atau gimana, jadi body nya ada.
Alhamdulillah ‘body’ nya gak ada dimana-mana. paling gak harapan terkecil, Neko
masih hidup.
Aku langsung hubungi kak Dini, kata kak Dini kucing
kadang mau jalan-jalan keluar rumah. Biasanya bakal pulang. Nyatanya aku nunggu
sampai seminggu Neko beneran gak balik. Rasanya sakkiiiiit. Aku nangis tiap
hari inget Neko, liat mainannya, liat kotak tempat biasa di istirahat, liat tempat
makanannya. Apalagi kalau udah mau tidur, dari semua kucing yang pernah aku
tangisi, Neko yang paling parah. Mungkin karena aku benar-benar ngerawat Neko.
Putus dari pacar dulu tangisku gak separah ini, Neko pergi benar-benar
kehilangan.
Tiap malam aku selalu mimpi Neko, kalau udah bangun aku
nangis. Khawatir dengan dia. Di kotaku atau bahkanj di kota kalian juga, kucing
kampung tidak terlalu di uruskan? Sekalipun memang miara kucing, jarang yang
sampai tidur bareng, makannya dijaga, tempat tidurnya disediakan, kesehatannya,
kasih obat cacing, vaksin. Kenapa? He’s just ginger cat, kucing kampung. Lain
halnya dengan kucing ras lainnya. Kucing kampung lebih sering di telantarkan.
Seminggu nunggu, Neko gak pulang-pulang. Akhirnya aku
yakin kalau dia di ambil orang. Setiap hari aku ngawasi dia biar gak di ambil
orang lagi, ternyata di luar dugaan. Daerah rumahku sunyi. Siapa yang ngeliat
Neko di gendong orang, sekalipun ada yang ngeliat mana mereka perduli. Aku
kesal dengan diriku sendiri, rasanya marah besar. Kalung Neko yang kebesaran
sebenarnya bisa diakali kan biar agak kecil?
Kalaupun memang dia di ambil orang, apa orang yang
ngambil dia bener-bener ngerawat Neko like i did to him. Neko masih kecil, 4
bulan. Berastagi dingin, kalau dia tidur di luar gimana, kalau dia di kasih
makan nasi gimana? ikan asin?? Perih kalau bayangin Neko di perlakukan seperti
itu. Sakitnya luar biasa kehilangan. Mungkin karena i love him too much.
Sangking sakitnya aku gak mau adopsi kucing lagi. Neko baru 2
bulanan tinggal denganku. Apalagi kalau ada Neko yang lain yang aku adopsi
terus tinggal bertahun-tahun dan dia mati. Kehilanganku mau separah apa lagi?
Jujur aku takut kehilangan lagi.
Sampai detik ini, aku belum berani adopsi kucing lagi.
Kucing kampung ada dimana-mana kan? Kalau mau aja, aku bisa keliling kota nyari
anak kucing telantar. Sayangnya aku belum siap. Aku juga belum berani ngayal
punya kucing yang nemenin nulis.
Not
Yet!!
Mungkin
sudah cukup aku nangis karena teringat Becky, nangis karena kucing yang di
buang Bapak, nangis karena kematian Lulu, nangis karena Neko pergi dari rumah.
That’s enough!! Merasakan kehilangan itu sakit! Stabbed me every part of my
body, even my blood. I can’t sleep, i can’t eat, i can’t do
anything. I swear thats really hurt, when i saw his toys that i made, saw his
food in the refrigerator, saw his blanket. Bahkan di selimutnya masih terasa
khas baunya Neko.
Being with you for these couple months, was the greatest
memory that i’d ever had. You changed me a lot. I hope whoever took you and
adopted you will love and love you like the way i loved you. But that moment...
my moment, our moment. Haaahhh i think, i love you too much Neko...
But, aku masih berharap Neko akan pulang suatu hari
nanti. Kapanpun itu.
14 November 2014, i'm a loner without Neko.
25 November 2014
Dewi Carelsz
Jangan Lupa:

I’m a loner, and ‘some’ of my cats ( Part II )
Artikel ini diposting dari blog Dewi Carelsz , Tuesday, November 25, 2014 , at 11:50 PM dalam topik All About Neko , Cats , Cats Story dan permalink http://dewicarelsz.blogspot.com/2014/11/im-loner-and-some-of-my-cats-part-ii.html . 5 1 1 . Jangan lupa baca artikel terkait dan tinggalkan komentar anda.Baca juga artikel yang lain:
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
10 Tulisan Terakhir
Komentar
Statistik
Test
Tulis Komentar Kamu dibawah, pilih Name/URL atau pilih Anonymous.
1 Komentar untuk " I’m a loner, and ‘some’ of my cats ( Part II ) "part III ditunggu
February 19, 2016 at 9:45 AMPost a Comment
"Terima kasih sudah membaca blog saya, silakan tinggalkan komentar. Stay Positive"